Sesumbar Tak Ada Korupsi di Bukit Algoritma, Budiman Sudjatmiko Kena 'Smackdown' Wartawan Senior
Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko , beberapa kali saya baca di media bolak -balik ke Istana, dulu selalu bilang dia memberi masukan soal pemerintahan desa ke presiden Jokowi.
Ternyata aktivis PRD yg di jaman Orba suka menyerang pemerintahan Pak Harto ini, menjadi inisiator proyek raksasa yg digadang -gadang mirip Silicon Valley di Amrik, yaitu proyek IT yg diberi nama Bukit Algoritma yg berlokasi di atas lahan 888 hektar di Sukabumi.
Aktivis dari PDIP yg tahun 2019 gagal Nyaleg utk wilayah Tulung Agung dan sekitarnya ini, ternyata tak hanya menjadi inisiator proyek bernilai 18 Triliun tetapi juga ada perusahaan IT-nya yg terlibat.
Bukit Algoritma di Sukabumi ini, mulai ground breaking Juni 2021 , namun sekarang MANGKRAK! Proyek mangkrak inilah kemudian saat ini ramai diungkit di medsos oleh banyak kalangan, terutama setelah kasus mega koruspi pembangunan BTS senilai 8 Triliun yg melibatkan politikus Nasdem, Johnny G Plate terungkap.
Disinggung soal proyek bukit Algoritma senilai 18 Triliun yg kini mangkrak, Budiman Sudjatmiko pun ngamuk2 di twitter, dan dia mengatakan bahwa proyek yg diinisiasinya itu adalah proyek murni swasta, tidak ada uang negara.
Namun setelah saya baca2 dari semalam ternyata dalam proyek Bukit Algoritma milik Budiman Sudjatmiko ini ada perusahan BUMN!
Dalam pembangunannya, Bukit Algoritma melibatkan beberapa perusahaan. Mereka adalah PT Kiniku Nusa Kreasi selaku penggagas proyek Bukit Algoritma, PT Bintang Raya Lokalestari selaku pemilik lahan di Sukabumi, dan PT Amarta Karya (BUMN) sebagai kontraktor utamanya.
Nah kalau pembangunan sudah mulai dan kini mangkrak, apakah PT AMarta Karya ( BUMN) tidak rugi Bud???? BUMN itu perusahaan negara lho!
Walah selama ini kamu suka ngomong berbusa -busa bela wong cilik Bud, lha ternyata juga dapat mega proyek juga ....
Sudahlah omong kosong kalau ada orang partai , aktivis ngomong bela rakyat , aslinya rakyat itu selama ini gak ada yg bela, yg bela ya diri mereka sendiri.
-Naniek S Deyang