Gara-gara Baca Berita di Media, Massa FPI Reborn Cari Koordinator, "Kami Dikasi Rp25ribu, Tapi Tertulis Rp150ribu. Sisanya mana?"
Beberapa Emak-emak yang ikut deklarasi Anies Baswedan dengan mengatasnamakan FPI Reborn sedang gundah gulana. Pasalnya, 'uang lelah' yang didapat saat berjalan kaki berpanas matahari, tak sesuai dengan anggaran yang ada.
Hal itu mereka ketahui saat membaca berita di media online.
"Apes kali. Saya baca di media online, katanya dapat Rp150ribu. Tapi kok yang sampai hanya Rp25ribu?," curhat Sulis ke wartawan.
"Padahal kami sudah mati-matian pakai busana muslim, panas, jalan kaki, hingga kami dibully netizen. Yang didapat sangat jauh dari yang kami harapkan," tambahnya lagi.
Sebelumnya, massa aksi mengatasnamakan FPI Reborn menggelar aksi dengan melakukan long march di Jalan Medan Merdeka Selatan menuju Patung Kuda di Jakarta Pusat, Senin (6/6/2022). Puluhan massa yang diikuti ibu-ibu itu memakai baju serba putih dengan ikatan tali hijau di lengan masing-masing.
Aksi yang mengibarkan bendera FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia tersebut dikawal oleh kepolisian. Padahal, baik FPI dan HTI merupakan dua organisasi yang sudah dibubarkan pemerintah dan terlarang di Indonesia. Namun, aparat malah membiarkannya.
Misi para peserta aksi adalah mendukung Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan menjadi presiden 2024.
Tidak berselang lama, koordinator aksi KH Khoerul pun akhirnya meminta maaf atas ulahnya yang mengajak para jamaah untuk menggelar aksi mengatasnamakan sebagai FPI untuk mendukung Anies. Dia mengaku, aksi itu diperintah oleh Edy, tanpa memerinci siapa sosok tersebut.
"Saya menyatakan kronologis yang sesungguhnya, malam saya ditelepon Bapak Edy pukul 21.00, disuruh baca doa di Monas. Pagi-pagi saya mengajak jamaah dan santri ke Monas," kata KH Khoerul dalam video permintaan maaf kepada FPI dikutip di Jakarta, Selasa (7/6/2022). Video permintaan tersebut diunggah di akun Twitter @DPP_LIP dan channel Youtube Islamic Brotherhood Television.
KH Khoerul pun menjelaskan, ia dan jamaah berangkat dari lokasi pukul 07.00 menuju kawasan Monas. Ketika sampai di lokasi demo, ia merasa kaget lantaran ada mobil komando yang membagi-bagikan bendera FPI. Sementara, ia menyaksikan sendiri tidak melihat satu pun pengurus atau tokoh besar FPI yang berada di area demo.
"Saya merasa tertipu dan dibohongi dan diperalat oleh orang tersebut. Selesai acara maka para jamaah selesai pukul 11.30, maka kami pulang dan jamaah selesai lokasi di pul bus maka Bapak Edy mengasihkan uang setiap jamaah dikasih Rp 150 ribu, kami merasa dibohongin banget oleh orang itu," kata KH Khoerul. (int)