Membabibuta Serang Anies Meski Tanpa Data, BuzzeRp Bagaikan Nyemplung ke Septictank Sendiri
Anda tahu septictank? Ya, septictank merupakan 'terminal' terakhir kotoran yang ada di perut. Semua ampas (Taik, kata Ahok) dari apa yang dimakan, tersimpan di situ.
Bagaimana pula ada manusia yang nyemplung ke septictank? Sebenarnya terminologi tersebut ditujukan untuk orang yang mati-matian ingin menjatuhkan orang lain, meski tidak memiliki data lengkap. Yang akhirnya akan menyeretnya ke dalam lubang cacimakinya sendiri. Dan bermandikan kotorannya.
Dan terminologi itu sangat pas untuk melukiskan sepakterjang buzzeRp dan politikus yang selama ini menyerang Anies Baswedan.
Pengamat politik Tony Rosyid membongkar pola para buzzer. Pola ini ditengarai berupaya menjegal popularitas dan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Tony menjelaskan, poin pertama, para buzzer mencari-cari kesalahan Anies.
Dari sudut pandangnya, manuver buzzer itu rawan fitnah. Dan selama ini, fitnah terhadap Anies disebut sering terjadi.
"Soal jembatan Kamayoran ambruk, hadiah rumah mewah, suap reklamasi dan lainnya, Terlalu bersemangat mencari kesalahan, sehingga lupa dan abai terhadap data. Semuanya tidak terbukti. Kata orang Jawa: kecelek," katanya yang dikutip dari GenPI.co, Kamis (9/9).
Dia menjelaskan, poin kedua, para buzzer mengganggu program-program Pemprov DKI.
Formula E dan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) diutak-atik.
"Mereka ingin program Anies, terutama yang spektakuler itu gagal. Sembari mencibir semua penghargaan yang diterima oleh Pemprov DKI," ujarnya
Tony mengatakan, poin ketiga buzzer berupaya memblokade pendukung Anies.
Hal itu agar pendukung Anies jangan sampai bertambah dan membesar. Stigma yang sering mereka munculkan adalah "kadrun".
"Ini disengaja agar kelompok tengah dan kiri, juga kelompok non muslim anti terhadap Anies," jelasnya.
Baginya, tidak baik terus-terusan membawa isu SARA untuk menyerang dan menyurutkan Anies.
"Yang rugi negeri ini, dan kita semua," jelasnya.