Menguak Cara Licik China Membunuh UMKM Indonesia
Cara dagang China yang tak pernah berubah, dan dibenci seluruh dunia adalah Amati, Tiru, Modifikasi dan jual lebih murah..
Mengapa lebih murah ? karena tidak perlu bayar biaya R & D , cukup liat barang yang baik, strategis atau laku dipasar dan kemudian palsukan untuk kemudian dijual di dalam negeri yang memproduksinya atau memasarkan di wilayah lain daerah tujuan ekspor negara produsen awal yang dicuri produknya itu.
Padahal pengusaha yang memproduksi sudah habiskan banyak dana untuk meriset produk sebelum barang dagangan dipasarkan.
Dan watak China membuktikan mereka tidak pernah merasa bersalah atas itu.
Ini pemicu utama kekecewaan semua negara yang diajak kerjasama dengan China. Ini yang kemudian memicu ketegangan utama AS – China , yang dimulai di era Trump..
Perang Dagang ke Perang Mata Uang: Taktik Tarif AS -Trump Berhasil Mengguncang China
https://catatanadiketu.wordpress.com/2019/08/09/perang-dagang-ke-perang-mata-uang-taktik-tarif-as-trump-berhasil-mengguncang-china/
AS vs China dan Bill Gates
https://catatanadiketu.wordpress.com/2020/04/18/as-vs-china-dan-bill-gates/
Ini juga yang dilakukan China ke Indonesia, walau mengaku China adalah teman baik Indonesia.
Ini diakui juga oleh M Lutfi, Menteri Perdagangan Indonesia..
Lutfi menceritakan pada 2016-2018 Indonesia memiliki industri rumah tangga yang memproduksi kerudung atau hijab.
Mereka mampu mempekerjakan 3.400 tenaga kerja dengan ongkos gaji setahun mencapai US$650 ribu.
"Ketika industrinya maju 2018, tersadap artificial intelligence oleh perusahaan digital asing, kemudian disedot informasinya, kemudian dibuat industrinya di China, kemudian diimpor barangnya ke Indonesia," tuturnya.
Perusahaan asing tersebut, diceritakan Lutfi mengambil data penjualan fesyen muslim di Pasar Tanah Abang.
Mereka mendata mulai dari warna yang diminati masyarakat hingga model hijabnya.
"Karena dianggap laku, dipelajari, dikerjakan di China karena semua bagian proses industri besar jadi ini bisa dibilang sebagai bahan limbah atau yang memang kelebihan di sana dipotong ulang sedemikian rupa," tegas dia.
Dengan cara itu, Lutfi menegaskan, perusahaan berproduksi di China tersebut mampu menawarkan harga hijab di e-Commerce asing yang beroperasi di dalam negeri hingga hanya Rp1.900 rupiah per lembarnya.
"Ini predatory pricing, kita tidak bisa bersaing karena ceritanya di e-Commerce gimana anti dumping, harga supaya turun, matinya kompetisi, matinya UMKM praktik ini membunuh UMKM Indonesia yang porsi ekspornya mencapai 95 persen dari total ekspor
Indonesia meskipun kontribusinya hanya 13 persen, tapi ini ditegaskannya mengguncang ekonomi rakyat.
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1353348-mendag-ungkap-praktik-intelijen-dagang-china-yang-rusak-pasar-umkm-ri?
Apa yang terjadi kemudian ? M Lutfi langsung jadi incaran kelompok tertentu yang memang menjadi jaringan utama pemasok produk China ke Indonesia. Lutfi ditunggu salahnya.
Ketika kemudian ada kebijakan yang kurang tepat ketika berencana impor beras, maka itu amunisi untuk melengserkan M Lutfi sebagai menteri perdagangan.
Adi Ketu.