Wartawan Senior : Kalau KPK Berani Sentuh Pengusaha Ini, Bisa Perang Antar 'Geng'
Bagi orang Kalimantan Selatan nama pengusaha ini memang sudah menjadi legenda, "orang kaya raya yg kuat dan punya backing yg sangat kuat juga". Rumahnya berhektar -hektar di Kalsel sdh seperti kerajaan sendiri, cerita orang Kalsel. Singkat kata dia pengusaha tambang yg tdk "tersentuh"
Bahkan namanya sempat disebut-sebut saat konon katanya mengawini siri penyanyi menyek dan memberinya hadiah sebuah pesawat jet. Namun sang penyanyi kemudian membantah kabar yg beredar tersebut.
Saat disebut perusahaaannya menjadi penyuap pejabat pajak, saya sempat terhenyak."Ah berani juga nih KPK menyentuh", guman saya membathin.
Namun Sri Mulayani ( Menkeu) yg awalnya menggebu -gebu soal kasus suap petinggi kantor pajak ini, belakangan tdk banyak komentar. Sekarang tinggal KPK saja berani apa tidak meneruskan kasus suap pajak ini?
Di tengah upaya KPK meneruskan kasus suap pajak yg melibatkan pengusaha kuat ini, tiba2 dua hari lalu saya baca soal pabrik gula milik pengusaha ini yg diprediksi bakal menjadi yg terbesar di Asia, lucunya pabrik gula diresmikan Presiden sejak Oktober, kok tiba -tiba sekarang dimunculkan lagi beritanya.
Yg membuat saya tergelitik dalam berita soal pabrik gula itu berkali -kali disebutkan MILIK PRIBUMI. Saya jadi ingat dulu Anies ngomong Pribumi saja dibully habis dan dianggap melanggar etika Bhineka Tunggal Ika, lho ini dalam pemberitaan kok kata Pribumi berkali -kali disebutkan.
Pesan apa yg ingin disampaikan dengan kata Milik Pribumi? Apakah supaya kasus suap pajak tidak diteruskan, karena pengusaha Pribumi ini juga buat pabrik gula terbesat di Asia Tenggara?
Buat Anda yg tidak memahami siapa beliau? Mungkin berita ini datar2 saja, tapi buat orang yg paham dengan siapa pengusaha ini? Maka bisa jadi kalau pengusaha ini jadi "disentuh" KPK akan jadi awal perang antar "geng".
Nah utk yg gak paham gak usah komen ya simpan saja tulisan ini , utk melihat babak selanjutnya. Yg ngerti persoalan boleh komen sepanjang bisa memperkaya tulisan.
(Naniek S Deyang)