JENIUS! Pak Menteri : Harga Cabai Naik Gara-gara Hujan
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memastikan stok bahan pangan tetap aman menjelang Ramadhan. Meski begitu, menurut Syahrul harga pangan akan dinamis seiring meningkatnya permintaan.
Hal itu disampaikan Syahrul saat melakukan panen raya padi di Desa Jene Taesa, Kecamatan Simbang, Maros, Sulawesi Selatan. Di sana Syahrul juga menyerahkan bantuan pertanian senilai Rp 2,4 miliar.
"Jelang Ramadhan ini stok kita aman. Kita sudah siapkan dengan baik, 11 sampai 12 jenis pangan aman, walaupun ada dinamika ketersediaan dan harga," kata Syahrul, Sabtu (20/03/2021).
Terkait harga cabai yang masih mahal, Syahrul menilai pemicunya adalah curah hujan yang membuat panen cabai berkurang. Namun, menurutnya, kenaikan harga itu tidak berlaku di semua wilayah.
"Kalau hujan banyak, cabai kan lebih sedikit dan biasanya harganya naik tapi tetap pada reins-reins yang ada. Kita akan perkuat distribusi dari daerah sentra ke daerah yang kurang," lanjutnya.
Dalam kegiatan panen raya itu, Syahrul juga menggandeng Bulog dan sejumlah pihak untuk memastikan penyerapan hasil panen petani berjalan baik. Termasuk memastikan harga pembelian dari petani sesuai standar.
"Sekarang kalau sudah panen, biasanya selalu ada persoalan di harga. Tapi Alhamdulillah di Maros tidak. Kenapa? karena Bulognya bergerak, petaninya bergerak dan yang lain juga bergerak, maka itu harganya bagus," sebutnya.
Sementara itu, Bupati Maros, Chaidir Syam mengatakan jika selama ini Maros merupakan penyangga utama bagi kebutuhan pangan di Kota Makassar. Memiliki 14 Kecamatan dan puluhan Desa, wilayah ini sebagian besar dihuni oleh penduduk yang berprofesi petani.
"Semuanya Kecamatan memiliki wilayah pertanian. Bahkan disini bisa 2 hingga 3 kali musim tanam setiap tahun. Artinya Maros adalah sentra produksi padi di sulawesi Selatan. Kabupaten Maros memiliki surplus beras kurang lebih 113 ribu ton," katanya.