Saya sangat terkejut dan bersedih. Seorang aktivis lingkungan, Sebastian Hutabarat, orang baik itu, 5 Januari 2021, ditangkap dan dipenjarakan, karena diadukan balik oleh pelaku dengan tuduhan penistaan. Padahal ia menjadi korban pemukulan oleh oknum, perusak tambang ilegal yang dipertanyakan ijin operasionalnya.
Mengapa beliau saya katakan orang baik? Sekitar empat tahun lalu , saya bersama keluarga, liburan ke Balige. Karena kami tiba hampir malam, kami renncanakan untuk langsung ke hotel. Tetapi, Sabar Mangadu, kawan dari Jakarta kebetulan juga ada di sana, mengajak makan lebih dulu. Tetapi setelah itu mengarahkan saya untuk menginap di rumah Sebastian Hutabarat, yang sebelumya tidak saya kenal sama sekali.
Tentu waktu itu pasti saya ragu dan sungkan, tetapi saya terima juga, karena kata Sabar Mangadu memastikan "Jangan pernah mengecewakan orang baik, orang ini sangat baik, "
Kupikir aku berkenalan malam itu juga,. tetapi ternyata tidak, kami segera disediakan dua kamar, agar langsung istirahat, karena katanya malam telah larut dan keluarga saya tentu capek. Saya pikir saya tidak bisa tidur malam itu, nyatanya saya tidur dengan lelap.
Besok pagi, setelah sarapan pagi,. barulah kami berkenalan dan berbincang bincang di teras kamarnya sambil menikmati danau toba. Tak sadar, hari telah siang, entah apa saja kami bicarakan.
Singkat cerita, Orang ini memang baik. Aku pernah diundang menjadi salah seorang nara sumber pada diskusi ekonomi kerakyatan yang ia adakan. Kesan yang kudapat, ia ramah, bersahabat, idealis dan sangat peduli. Kelemahannya, sekaligus kelebihannya, ia orangnya tegas. Tanpa tedeng aling aling, suatu ketika saya saksikan sendiri, kepada pendeta pun, suarannya lantang, kata katanya tajam bila ia anggab tidak sesuai dengan Firman.
Justru sekarang saya tidak bisa tidur, padahal berada di rumah sendiri. Membayangkan bagaimana bisa orang baik harus mendekam di penjara.
" Kawan... aku hanya dapat menemanimu di sini. Di luar atau di dalam penjara, hati kita tetap gelisah, melihat ketidakadilan, kemiskinan dan kebodohan. Perjuangan kita bersama rejim ini ternyata belum berakhir. Tetaplah sebagai pejuang dan relawan".
Engkau di sana kini di penjara. Dan di sini, Syarifin Bangun, yang kujadikan kawan, meski kami belum saling kenal, juga sedang dipenjara hanya karena tuduhan " UCAPAN" . Sementara itu ......di daerahmu, Kawasan Danau Toba, mungkin akan semakin rusak. Dan judi dan Narkoba di daerahku, Tanah Karo, mungkin juga akan semakin marak.
Pak Jokowi, apakah orang baik itu harus mendekam di penjara?