Cara Cepat Laiskodat Turunkan Angka Kemiskinan di NTT : Orang Miskin Dilarang Beranak!!!
Kisah kemiskinan dan gizi buruk yang menimpa warga NTT, Regina Deta Karere (38) mengingatkan kepada pidato Gubernur NTT, Laiskodat beberapa bulan lalu.
Regina yang harus menerima kenyataan pahit setelah putra sulungnya, Dominggus Japa Loka (17), meninggal akibat gizi buruk kronis.
Saat ini, Regina merawat anak keduanya, Ferdianus Bali Mema (15), yang menderita kelumpuhan akibat gizi buruk dan infeksi lutut sejak tiga bulan lalu.
Regina dan anaknya merupakan warga Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ibu rumah tangga itu menceritakan kesulitan yang dialami selama ini.
Regina dan kedua anaknya mengaku hanya makan sekali dalam sehari selama bertahun-tahun. Hal itu terjadi karena dirinya tak punya uang untuk memenuhi kebutuhan harian.
Persediaan beras di dapur tak cukup untuk makan tiga kali sehari.
"Sekali saja, (makan) siang. Itu saja. Malam (dan pagi) tidak ada lagi. Kalau lauknya daun ubi (singkong)," ujar Regina kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (14/12/2020).
Sementara beberapa bulan lalu, Gubernur NTT Victor Laiskodat dengan lantang membeberkan programnya dalam mengentaskan stunting dan kemiskinan.
“Angka stunting 48% dan angka kemiskinan di Kabupaten TTS sebesar 27%. Karena itu harus dipasang target agar tahun 2021 yang akan datang angka stunting menyentuh 1 %. Ini harus jadi gerakan bersama untuk menurunkan ,” kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di depan peserta Raker bersama Bupati TTS, para tenaga kependidikan, Tenaga Kesehatan dan OPD lingkup Pemerintah Kabupaten TTS di Desa Fatukoto (13/02).
Lebih lanjut Gubernur Viktor berharap agar para petugas medis dibantu lembaga lainnya harus bekerja keras memberantas masalah stunting ini. Tidak boleh kalah dengan para dukun tim doa.
“Karena itu, saya minta kepada para Kepala Desa untuk melarang agar keluarga miskin jangan lagi ada anak. Jika satu keluarga miskin tidak tambah anak lagi maka angka kemiskinan kita turun ke 18%. Saya mau dimarahi oleh siapapun, saya tidak repot,” tegas Viktor Bungtilu Laiskodat.
Gubernur Viktor juga mengharapkan para aparatur perangkat daerah melalui tupoksinya membantu mengendalikan pertumbuhan penduduk antaranya memotivasi untuk tidak melahirkan anak di luar nikah.
“Kita harus bisa kendalikan pertumbuhan penduduk dari keluarga miskin, termasuk kelahiran anak dari pasangan yang tidak sah. Saya harap lembaga gereja untuk bantu urus ini. Ini masalah kemanusiaan yang harus ditangani secara serius ,” pinta Viktor.